Balikpapan, NMK-Innalillahi wa inna illaihi raji’un. Salah seorang putra terbaik di lingkup PDAM Tirta Manggar Balikpapan telah tiada. Ia adalah Gazali Rachman, Direktur Umum (Dirum) perusahaan yang berkantor di kawasan Jln Ruhui Rahayu ini.
Almarhum telah dipanggil Allah untuk selamanya. Tentu, kabar duka itu mengejutkan warga.
Apalagi bagi kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Karena almarhum kerap hadir di acara coffee morning di Pemkot Balikpapan. Sejauh ini sosok bapak yang sopan ini, terlihat sehat-sehat saja. Apalagi, postur tubuhnya pun bugar.
“Sakit pak, informasi medis trombosit menurun drastis dan kena DBD. Kita doakan husnul khatimah (meninggal dalam keadaan baik) ya pak,” ungkap Arif Rachman Direktur Teknik PDAM Balikpapan di ujung telepon, ketika media ini melakukan konfirmasi.
Sejumlah wartawan dan rekan-rekan almarhum sangat terkejut. Sebab, pesan berantai di group whatsApp, meninggalnya Gazali jugamenyebar. Ada pula di-share di Facebook dan Instagram (IG).
Di mata wartawan, sosok alamarhum dinilai pekerja keras dan dapat diterima semua kalangan karena keluwesannya, responsif dan menghormati setiap wartawan jika ada yang melakukan konfirmasi pemberitaan.
Apalagi, dalam kariernya, Gazali pernah menjabat sebagai juru bicara (jubir) PDAM atau hubungan masyarakat (humas).
Mengawali kariernya di PDAM ‘dari bawah’ sejak tahun 1989, lulusan SMAN 2 Samarinda jurusan biologi ini sempat jadi pegawai kontrak hingga 1993 di laboratorium. Kegigihan Gazali, akhirnya hingga sampai ke kursi direksi.
Dalam bekerja, Gazali terus berupaya bersama tim kerjanya untuk memberi pelayanan semaksimal mungkin. Ia tak pernah mengeluh. Dia juga menerima dengan tulus jika ada pelanggan yang protes sampai menyampaikan sumpah serapah diarahkan ke dirinya.
Itu dibuktikannya, ketika menghadiri ragam diskusi apapun mewakili institusi PDAM. “Saya tidak boleh mengelak dan harus tampil untuk menjelaskan bagaimana pelayanan PDAM. Bagus, atau kurang bagus, termasuk airnya macet harus dijelaskan transparan,” ungkap Gazali ketika itu.
Ada cerita almarhum sangat memberi kesan. Ia berkeliling Kota Balikpapan di setiap kelurahan untuk melakukan program Rembug Kampung garapan salah satu media cetak di Kota Minyak ini.
Dan, Gazali selalu hadir sebagai narasumber mewakili PDAM. Padahal, setiap acara rembug, persoalan air selalu jadi topik yang dibicarakan.
Dirinya selalu ‘disumpahin’ warga. Urusan air tidak mengalir, penyambungan baru sampai respons time yang lambat bahkan air keruh. Tapi, Gazali menjawabnya dengan tenang.
Berkali-kali, ungkapan maaf selalu keluar dari mulutnya. Hanya, ia juga menjelaskan kondisi PDAM yang sebenarnya. Ada warga yang memahami tapi ada yang tak tahu-menahu.
Gazali tak pernah ‘sembunyi’ dari persoalan. Meski ‘bombardir’ kaitan PDAM dilontarkan warga, ia tetap hadir jadi narasumber pada putaran diskusi berikutnya.
“Masalah PDAM itu harus dihadapi. Sampaikan sebenarnya ke warga. Ternyata, ada yang belum tahu informasi sesungguhnya toh,” kenangnya, mengapa ia selalu tampil di hadapan warga kendati selalu jadi tumpahan kemarahan.
Gazali punya prinsip. Pelanggan berhak bersuara. Karena karakternya berbeda, tingkat emosional pun demikian. Tapi, dirinya percaya mampu mencari solusi dengan kepala dingin, bukan malah memperbesar emosi dan menjadikan alat untuk menyalahkan orang lain.
Secara tak langsung, Gazali ingin mengatakan curahan hatinya dengan ungkapan: Orang lain menilai bahwa mengelola PDAM itu gampang, tapi orang PDAM mengelola PDAM itu sulit dan perlu kerja keras.
Keseharian Gazali juga dikenal sederhana. Ia sebagai muslim yang taat. Salat lima waktu tak luput ia kerjakan. Dalam rapat-rapat internal PDAM pun, ia dapat mengontrol emosi. Dirinya tak ingin emosi itu dibawa ke hati alias baper (bawa perasaan).
Jika disoal, ia akan mengumpulkan stafnya untuk segera mencari langkah solutif.
Sebagai dirum, kadang ia pun sering menghadapi dinamika pekerjaan. Di kantor sempat merasa ada yang memusuhinya.
Tapi, Gazali tak pernah beranggapan karyawan itu jahat. Sikap dan tindakannya selalu didasari regulasi. “Saya ini direksi, nah ada direksi lainnya. Selama itu perintah dirut, saya jalankan. Tentu yang positif,” ungkapnya suatu ketika. Ia sadar, terkadang sikapnya itu ada yang menentang, tapi demi majunnya PDAM itu dijalankan.
Kata-kata profesional, juga selalu didengungkan oleh almarhum. Bahkan, ia selalu mengajak proses pelayanan ke pelanggan harus dijalankan seluruh karyawan dengan profesional tentu mengabaikan gosip atau apapun.
“Kalau kerja itu banyak kesalnya, wah bahaya. Dinamika karyawan itulah tantangan,” ungkap Gazali pada suatu diskusi.
KABAR DARI ISTRI
Meninggalnya Gazali juga membuat Kabag SDM PDAM Balikpapan Nur Hasramdani SE kaget, sebab pada tanggal 28 Maret 2020, ia sempat melakukan obrolan via whatsApp dengan istri almarhum (Bunda Sunti).
Percakapan terjadi:
Dani: Assalamulaikum, apa kabarnya bunda. Saya dengar bunda juga sakit ya. Sudah ke dokter bunda. Semoga cepat pulih kesehatannya ya. Saya sempat ketemu dengan Pak Dirum di ruangan Beliau, dan masih batuk-batuk saya lihat. Semoga hari ini beliau sudah membaik ya bunda.
Istri Gazali: Walaikumsalam, benar pak saya 10 hari sakit. Termasuk bapak. Malah Pak Gazali harus periksa darah. Mudah-mudahan hasilnya baik-baik saja. Terimakasih ya atas doanya yang merupakan obat mujarab. Semoga Pak Dani dan keluarga selalu dalam keadaan sehat.
Kabag SDM terus berkomunikasi dengan istri Gazali untuk mendapatkan informasi:
Dani: Gimana kondisinya Pak Dirum bunda?
Istri Gazali: Waalaikumsalam, masih panas badannya
Dani: Rawat inap kah bunda?
Istri Gazali: Di rumah saja. Disuruh banyak istirahat. Tapi, hasil lab tadi pagi aman saja.
Dani: Ohhh, ya sudah bunda. Salam dengan Beliau. Take a rest & semangat.
Istri Gazali: Oke Pak Dani, terimakasih ya.
Sejak oborolan, itu, Dani berusaha untuk melakukan chat tapi tidak ada jawaban: justru mengejutkan ada kabar pimpinannya itu meninggal dunia.
ORANG BAIK
Kabar meninggalnya Gazali menyebar. Mantan anggota dewas Ir Sudjatmiko pun terkejut. “Semoga husnul khotimah ya mas. Dia orang baik dan sopan,” ujar Sudjatmiko ketika media ini menyampaikan kabar duka itu.
Seluruh pegawai PDAM merasa kehilangan. Termasuk, staf almarhum yang di bagian hubungan pelanggan sekaligus customer sercive Suryo Hadri Prabowo. “Kita semua merasa kehilangan orang baik. Dia adalah sosok pemimpin yang rendah hati tapi pekerja keras,” ungkap Suryo.
Suryo merasa sedih. Karena, almarhum selalu dijadikan tempat diskusi, mencari solusi dan memberikan motivasi dalam bekerja. Apalagi, juga Suryo bersama-sama aktif dengan almarhum di pramuka. “Kita semua berdoa, semoga almarhum husnul khotimah dan karyanya di PDAM menjadi amal jariyah,” doa Suryo yang terus bersedih, apalagi sempat ikut memandikan jenazah almarhum.
Tentu banyak ide, karya nyata yang sudah diwujudkan Gazali Rakhman . Kematian pasti akan mendatangi setiap insan seperti yang telah ditulis dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 185: Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan kematian. (naim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar