BALIKPAPAN, NMK- Berubahnya warna air di Sungai Ampal, Kelurahan Damai, Balikpapan Kota, menjadi warna susu Kamis (19/10/2017) kemarin, karena ketidakpatuhan petugas PDAM Balikpapan menjalankan prosedur pembuangan dan pengolahan residu kapur batu gamping.
"Jadi itu bukan kaporit, tapi kapur gamping yang jadi bahan PDAM buat netralisir air. Bongkahan itu (kapur gamping) harusnya dikarungi, dikelola sebagai bahan B3 (Bahan Beracun Berbahaya-pen). Nah oleh petugas (PDAM) disiram air, jadi cair," ujar Suryanto, pada Rembuk Solusi Penangan Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3) di Lingkungan Masyarakat dan Usaha Kecil di Kota Balikpapan di Ballroom Blue Sky Hotel Balikpapan pada Jumat (20/10/2017).
Guna mengantisipasi terulangnya peristiwa ini, setelah berkoordinasi dengan Walikota Balikpapan, Rizal Effendi. Baik DLH maupun PDAM telah melakukan langkah pencegahan bersama, diantaranya dengan terus memantau detail pengelolaan instalasi limbah PDAM Balikpapan.
"Tapi dengan kejadian ini, kami, DLH bersama PDAM akan melaksanakan penilaian khusus limbah yang ada di PDAM," tuturnya. Dia menambahkan, PDAM merupakan anak pemerintah sehingga mereka akan bahu-membahu dengan PDAM mengendalikan limbah dengan baik.
"Kalau memang PDAM Balikpapan belum punya instalasi limbah, akan kita paksa untuk membuat instalasi limbah, akan kita bantu untuk mengendalikan limbah dan mengukur terus-menerus," tandasnya.
Pemberitaan sebelumnya, Haidir Effendy, Direktur Utama PDAM Kota Balikpapan mengatakan dari hasil investigasi Tim Pengawas Internal PDAM, mengutarakan, penyebab perubahan warna sungai Kampung Damai diakibatkan ketidakpatuhan pegawai terhadap prosedur pelaksanaan kegiatan pembersihan lokasi kerja.
Mestinya residu dari kapur gamping dikumpulkan dalam bentuk bongkahan kering, tetapi digelontorkan dengan semprotan air. Haidir menegaskan, kejadian ini bukan dampak dari kegiatan proses pengolahan air bersih PDAM di IPAM Kampung Damai.
Berdasarkan referensi yang ada, dampak dari kapur gamping tidak berdampak serius terhadap lingkungan, mengingat sifat kapur gamping mudah terlarut.
Sekitar pukul 12.30 Wita, kemarin, kondisi sungai Kampung Damai sudah kembali normal. "Kami menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini, terutama sempat membuat heboh di lingkungan warga sekitar. Ke depannya berharap tidak terulang kembali," imbuh Haidir. (naim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar