BALIKPAPAN,NMK — Mendorong pembangunan berkelanjutan dan mengatasi perubahan iklim, sejumlah Gubernur dari seluruh Indonesia dan Negara Bagian di seluruh dunia akan melaksanakan pertemuan konferensi Satuan Tugas Gubernur untuk Hutan dan iklim (Governors’ Climate and Forests Task Force atau GCF).
Dalam pertemuan itu Kota Balikpapan menjadi tuan rumah GCF tahun ini dengan membahas strategi mengurangi deforestasi tropis dan mendorong pembangunan rendah emisi, yang rencananya akan berlangsung pada 25-29 September 2017.
Badan Sekretaris Pengurus Institut Penelitian Inovasi Bumi (INOBU), Bernardinus Steni menjelaskan, melalui pertemuan Gubernur, GCF akan mengggerakan pendekatan kolaboratif untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan terkait hutan di seluruh negara bagian dan provinsi.
“Dari kepemimpinan gubernur-gubernur dari Latin Amerika, Afrika, dan Indonesia, kita telah memandang dengan optimis pembentukan inisiatif global baru yang berani untuk memerangi perubahan iklim dengan cara melindungi hutan dan hak-hak dan kesejahteraan orang-orang yang bergantung kepadanya,” ucapnya belum lama ini.
Di Kota Balikpapan nanti, gubernur-gubernur GCF – yang menguasai sekitar sepertiga hutan dunia – akan memperlihatkan strategi masing-masing untuk kepemimpinan mengatasi perubahan iklim sub-nasional.
Contohnya, Gubernur Tião Viana dari Acre, Brazil, akan membahas bagaimana Acre telah mengurangi sampai setengah rata-rata angka deforestasinya dalam sepuluh tahun terakhir dan pada saat yang bersamaan menggerakkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif untuk rakyatnya.
Anggota GCF lainnya juga akan membahas mengenai keterlibatan mereka di proses global, seperti Memorandum Under 2 yang dipimpin oleh California, dimana negara bagian dan provinsi berkomitmen konkrit terhadap target pengurangan emisi gas rumah kaca.
Communications Assistant INOBU, Seruni Soewondo menambahkan penghentian deforestasi tropis dan memulihkan lanskap yang rusak adalah kunci untuk memerangi perubahan iklim dan dapat menggantikan sampai sepertiga dari emisi gas kaca global.
“Dalam pertemuan Gubernur anggota GCF diharapkan menghasilkan pernyataan yang kuat dan terpadu melalui Balikpapan Statement, yang menguraikan sebuah Peta Jalan untuk aksi regional ke nasional dan global untuk menghambat laju deforestasi, mendorong pembangunan berkelanjutan, dan mengatasi perubahan iklim,” tambahnya.
Untuk diketahui, INOBU adalah perpaduan dinamis dari tenaga ahli terpandang yang berkomitmen untuk membantu petani menghasilkan komoditas-komoditas pertanian tanpa merusak lingkungan dan kehidupan sosial. Melalui penelitian, INOBU mengembangkan inovasi-inovasi kebijakan dan aplikasi teknologi informasi yang telah diuji di lapangan dan kemudian dapat diadopsi oleh mitra-mitra.
Satuan tugas gubernur untuk hutan dan iklim diluncurkan pada tahun 2009, untuk mengedepankan pendekatan yurisdiksi dalam upaya memenuhi skema global Pengurangan Emisi Karbon dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD+) dan menuju pembangunan rendah emisi. Semenjak itu, anggota GCF telah bertambah tiga kali lipat (dari 10 anggota menjadi 35 anggota) dan telah berkembang meliputi yurisdiksi dari sembilan negara bagian (Brazil, Kolombia, Indonesia, Pantai Gading, Meksiko, Nigeria, Peru, Spanyol, dan Amerika Serikat). Anggota GCF meliputi provinsi dan negara bagian di wilayah tropis yang melakukan program-program pendekatan yurisdiksi untuk melindungi hutan dan iklim, dan juga untuk meningkatkan penghidupan pedesaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar