Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Balikpapan, Haidir Effendi |
BALIKPAPAN, NMK- Air bagian dari elemen penting bagi manusia. Tiada air, kehidupan manusia akan terhenti. Kekhawatiran inilah yang dialami warga perkotaan Balikpapan yang daerah geografisnya sangat tidak diuntungkan memiliki sumber air layak konsumsi.Banyak solusi tawaran penyediaan air bersih, pemerintah kota mengambil sikap, satu di antaranya upaya desalinasi air laut.
Kala peresmian Bendungan Teritip di Balikpapan Timur, Rizal Effendi Walikota Balikpapan menghadiri event bersejarah ini, yang pertama kalinya bendungan diresmikan untuk beroperasi diisi air dari hulu sungai, Senin (31/7).
Rizal yang mengenakan seragam warna coklat diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan di hadapan beberapa orang petinggi dari Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Acara yang dilangsungkan di bawah tenda putih berlangsung sederhana dihadiri puluhan tamu hadirin.
Angin yang bertiup sepoi-sepoi mengiringi peresmian Bendungan Teritip, memberikan kesan atmosfir yang nikmat, mampu menghapus bulir-bulir keringat di tubuh. Cuaca yang cerah terik mengantar seremonial pengisian awal air bendungan ini. Namun semua, ini bukan akhir dari segalanya, menyelesaikan persoalan krisis air di Balikpapan.
Selesainya pembangunan Bendungan Teritip masih butuh proses panjang, satu tahun ke depan kemungkinan baru bisa dinikmati airnya dalam pengelolaan perusahaan air minum daerah. Keberadaan Bendungan Teritip atau pun Waduk Manggar masih belum bisa melengkapi kebutuhan air warga seluruh Balikpapan.
"WTP (Water Treatment Plant) ditargetkan 2018 rampung. Satu tahun ke depan bendungan sudah bisa dipakai, salurkan air bersih ke rumah warga," kata Rizal, yang memiliki kumis tebal. Upaya memaksimalkan penyaluran air bersih ke pemukiman penduduk selalu diupayakan pemerintah kota.
Pilihan desalinasi air laut masuk perencanaan kota. Rizal ungkapkan, tidak bisa hanya bergantung pada bendungan, Kota Balikpapan perlu ada terobosan lain. Tidak seperti daerah lainnya seperti Kota Samarinda yang dialiri sungai-sungai yang panjang dan lebar, Kota Balikpapan hanya dilengkapi anak-anak sungai yang mungil minim sumber air. Melirik potensi air laut sebagai satu di antara sumber air tidak ada salahnya.
"Bertepatan 17 Agustus hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Balikpapan akan meresmikan rencana melakukan desalinasi air laut," tutur Rizal, pria kelahiran Kota Balikpapan ini.
Secara definisi, desalinasi air laut sebuah proses yang menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi makhluk hidup seperti flora dan fauna termasuk juga manusia. Selama ini waduk yang ada di Kota Balikpapan selalu mengandalkan pasokan dari tadah air hujan dan saluran dari hulu sungai yang volume airnya kurang melimpah.
Di saat musim panas atau kemarau, bendungan dan waduk kering, tidak bisa berfungsi secara baik. Hanya mengandalkan sumber air dari bendungan adalah langkah yang kurang tepat. "Kita akan coba memakai desalinasi air laut," ujarnya.
Mengenai hal itu, Direktur Utama Perusahaan Derah Air Minum (PDAM) Kota Balikpapan, Haidir Effendi, menambahkan, lembaganya sangat setuju bila ada pengadaan desalinasi air laut di Kota Balikpapan.
"Kami yang bukan memodali. Saya dengar ada investor yang mau membiayai. Setuju saja ada desalinasi air laut. Kami nanti yang tugasnya mendistribusikannya, bukan yang membangun," ungkap pria berkaca mata ini.
Pengalaman yang sekarang, PDAM masih mengalami pil pahit. Banyak warga yang mengajukan sambungan baru ke PDAM namun belum bisa menyanggupinya. PDAM tidak bisa berbuat banyak. Sumber air yang ada di Balikpapan sangat terbatas, tidak seimbang dengan jumlah permintaan warga yang jauh lebih besar. Kondisi pasokan air sekarang ini yang baru bisa terpenuhi adalah 1200 liter per detik.
Padahal ideal tahun ini ditargetkan harus 1600 liter per detik. "Sudah banyak yang mengajukan sambungan baru tapi kami belum bisa segera penuhi. Kami masih kebingungan mencari sumber airnya. Di Balikpapan sulit," tutur Haidir yang sekitar tahun 2015 menjabat sebagai nakhoda perusahaan air plat merah ini. (naim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar