.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Rabu, 31 Mei 2017

BI dengan PPU dan Balikpapan Sepakat Tekan Inflsi Bawang Merah di Kaltim

BALIKPAPAN, NMK- Kantor Perwakilan Bank Indonesia menandatangani Perjanjian Kerjasama program pengembangan klaster bersama Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara hari ini (31/5) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, guna meningkatkan produktivitas petani dan menekan angka inflasi komoditi bawang merah di Kalimantan Timur,. 

Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani, Wali kota Balikpapan Rizal Effendi dan Bupati Kabupaten PPU Yusran Aspar.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Suharman Tabrani menuturkan, program pengembangan klaster sejak tahun 2014 diarahkan untuk mendukung pelaksanaan Bank Indonesia terkait stabilitas harga yang difokuskan pada komoditas ketahanan pangan dan komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi serta komoditas berorientasi ekspor.

"Pengembangan klaster salah satu program BI dalam menekan angka inflasi di masing-masing daerah," ucapnya saat penandatangan, Rabu (31/5).

Ia menilai kota Balikpapan dan Kabupaten PPU memiliki potensi yang cukup besar untuk dijadikan klaster pengembangan komoditas khususnya bawang merah.

"Daerahnya juga sudah membudidayakan bawang merah dan didukung sumber daya alamnya yang baik," katanya.

Dalam kerjasama ini nantinya, Bank Indonesia melakukan pendampingan selama 3 tahun dari masa produksi hingga akses pemasaran dan akses perbankan.

"Tahun ini kamu fokuskan pada peningkatan kompetensi petani dan PPL, perbaikan sarana prasarana produksi serta pelatihan penguatan kelembagaan. Ada 10 petani nanti yang kita ajak ke Brebes untuk pelatihan produksi bawang merah," ulas Suharman.

Di kesempatan yang sama Wali kota Balikpapan Rizal Effendi menyambut baik kerjasama pengembangan klaster bawang merah. Karena diketahui Balikpapan selama ini kebutuhan pangan dipasok dari luar daerah.

"Meski kita minim lahan dan petani kerjasama sangat mendukung produktivitas bawang merah yang sudah dihasilkan," ungkapnya.

Pihaknya berharap dengan kerjasama tersebut Kabupaten PPU bisa surplus sehingga dapat memasok Balikpapan, dan harga bisa ditekan karena dipasok masih di daerah Kalimantan Timur.

"Harapannya dari PPU bisa jadi lumbungnya karena lahan pertaniannya yang luas. Dan tentu saja angka inflasi bisa ditekan karena bawang merah juga termasuk komoditi yang menyumbang inflasi," tambahnya.

Tidak ada komentar: