Kapolda Irjen Pol Safaruddin saat menandatangani prasasti pengresmian Masjid Baitul Aman Polres Balikpapan, Jumat (23/12) (Foto : Munam) |
Dari segi budaya misalnya, Safaruddin mencontohkan jika ada masyarakat yang tidak mau membayar utang , sebelum di masukkan ke ranah hokum lebih jauh , maka sebaiknya pihak terkait di ajak kemasjid dan diberikan tawaran agar diselesaikan secara kekeluargaan saja.
“Sdangkan dari segi pembinaan atau pendidikan, saya sarankan jika ada anggota kepolisian yang agak bandel agar masuk ke masjid lalu sholat sunnat dua rakaat, terus bermuhasabah diri serta bertobat . Insya Allah polisi tersebut akan berubah jadi baik”, jelas Safaruddin.
Sementara Kapolres Balikpapan AKBP Jeffri Dian Juniarta dalam sambuatannya menyampaikan, bahwa pemancangan pertama masjid Baitul Aman ini dilakukan pada (16/2/2016) silam dan proses pengerjaan dilakukan tiga minggu usai pemancangan.
Kendati biaya pembangunan rumah ibadah tersebut awalnya dianggarkan Rp 3,8 Miliar, kata dia, namun seiring perjalanannya menjadi Rp 5,6 miliar.
"Ini sungguh luar biasa, karena layaknya seorang ibu melahirkan bayi. Polres Balikpapan melahirkan Masjid Baitul Aman," katanya.
Kendati kondisi perekonomian Balikpapan mengalami kelesuan. Namun hal tersebut tak mempengaruhi pengerjaan pembangunan masjid tersebut.
Untuk diketahui pembangunan sama sekali tak menggunakan uang negara. "Murni berasal dari swadaya masyarakat," katanya.
Masjid yang mampu menampung jamaah sebanyak 500 orang ini saat ini dipakai untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat. Sedangkan dari segia arsitekturnya masjid ini mengadopsi tiga mesjid terkenal. Satunya dari dalam nengeri di Bandung dan dua lainnya dari luar negeri yakni Arab Saudi dan Jerman
Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin beserta jajaran pejabata utama Polda turut sholat Jumat. Bahkan Kabaharkam Mabes Polri Komjen Pol Drs. Putut Eko Bayuseno turut hadir dalam peresmian tersebut. (naim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar