"Jadi ada penggunaan alat nano bubble di PDAM. Alatnya sudah dibeli, katanya berfungsi menjernihkan air dan menghemat pemakaian bahan kimia," ujar Alwi Al Qadri, kepada awak media, di gedung parlemen Balikpapan (18/8).
Menurut Alwi, alat nano bubble ini digunakan untuk pemulihan kualitas air yang kotor dan berbau seperti air sungai.
"Ada juga yang memanfaatkan alat tersebut untuk kebutuhan budidaya. Jadi bukan untuk menjernihkan air yang dikonsumsi. Kemungkinan, baru PDAM Balikpapan yang menggunakannya,” kata politisi Partai Golkar tersebut. Ia mengungkapkan, diperlukan kajian yang mendalam sebelum alat nano bubble ini digunakan. Jadi harus ada uji coba terlebih dulu, setelah dinyatakan baik atau layak barulah dianggarkan.
“Kalau saya tidak salah ada tiga unit dengan anggaran per unit nano bubble ini sekitar Rp3 miliar. Padahal harga dipasaran kalau nggak salah rata-rata Rp50 sampai Rp100 jutaan per unit dengan fungsinya pun sama yakni untuk menjernihkan air,” ujar Alwi.
Ia berharap pembelian alat nano bubble ini secara transparan sesuai dengan urgensi, kajian dan efektivitas pemakaianya.
“Kami berharap PDAM secara transparan dalam pengadaan alat nano bubble ini,” pinta anggota DPRD Dapil Balikpapan Barat ini. Sekadar diketahui, fungsi utama alat nano bubble ini untuk menghasilkan gelembung nano yang dapat meningkatkan kadar oksigen di dalam air.
“Kami berharap PDAM secara transparan dalam pengadaan alat nano bubble ini,” pinta anggota DPRD Dapil Balikpapan Barat ini. Sekadar diketahui, fungsi utama alat nano bubble ini untuk menghasilkan gelembung nano yang dapat meningkatkan kadar oksigen di dalam air. (aim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar