David Cameron Perdana Mentri Inggris Dan Angela Dorothea Merkel Kanselir Jerman (Sumber : www.punchng.com)
BALIKPAPAN,NMK.COM
- Berbagai pemimpin dunia bereaksi keras atas pilihan masyarakat
Inggris yang memutuskan keluar dari Uni Eropa. Keputusan ini diambil
lewat referendum antara Brexit--Britain Exit melawan Remain--bertahan di
UE, yang digelar dan diumumkan secara resmi kemarin, Jumat 24 Juni
2016.
Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, mengatakan tidak ada alasan untuk menunggu sampai Oktober untuk memulai negosiasi kepergian Inggris dari Uni Eropa. "Inggris memutuskan kemarin bahwa mereka ingin meninggalkan Uni Eropa, sehingga tidak masuk akal untuk menunggu sampai Oktober," kata Juncker.
Akibat Brexit, nilai pound jatuh ke level terendah sejak 1985. Ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa Brexit memicu krisis keuangan global. Gubernur Bank of England, Mark Carney, mengatakan siap untuk mengurangi dampak dari krisis tersebut.
Di Berlin, Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyatakan penyesalannya atas keputusan Inggris. Namun ia mengatakan Uni Eropa tidak harus menarik kesimpulan yang cepat atas momen bersejarah ini. Penyesalan juga dilontarkan Presiden Perancis, François Hollande. Hollande mengatakan keluarnya Inggris memberi ujian baru bagi Uni Eropa. "Untuk maju, Eropa tidak bisa bertindak seperti sebelumnya," kata dia.
Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda, mengatakan keluarnya Inggris menjadi pelajaran bagi Uni Eropa untuk mengontrol pertumbuhan ekonomi dan perbatasan eksternal Uni Eropa. Secara pribadi, Mark menyatakan ketidakpuasannya terhadap keputusan ini. "Mereka juga tidak ingin ada visi yang lebih besar dari konvensi dan perjanjian. "
Menteri Luar Negeri Italia, Paolo Gentiloni, mengatakan Uni Eropa harus membuat kebijakan umum untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, migrasi dan pertahanan. Sementara Kanselir Austria, Christian Kern, mengatakan Brussels membutuhkan proses reformasi yang jelas untuk meningkatkan perekonomian, menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan lapangan kerja.
Perdana menteri Italia, Matteo Renzi, melalui cuitannya mengatakan, "Kita harus mengubah itu membuatnya lebih manusiawi dan lebih adil. Tapi Eropa adalah rumah kami, itu masa depan kita."
Turki, yang memainkan peran kunci dalam kampanye referendum UK, menganggap Brexit sebagai awal mula disintegrasi negara Uni Eropa. "Disintegrasi Uni Eropa telah dimulai," kata Wakil Perdana Menteri Nurettin Canikli. "Inggris adalah lompatan pertama."
Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, mengatakan tidak ada alasan untuk menunggu sampai Oktober untuk memulai negosiasi kepergian Inggris dari Uni Eropa. "Inggris memutuskan kemarin bahwa mereka ingin meninggalkan Uni Eropa, sehingga tidak masuk akal untuk menunggu sampai Oktober," kata Juncker.
Akibat Brexit, nilai pound jatuh ke level terendah sejak 1985. Ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa Brexit memicu krisis keuangan global. Gubernur Bank of England, Mark Carney, mengatakan siap untuk mengurangi dampak dari krisis tersebut.
Di Berlin, Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyatakan penyesalannya atas keputusan Inggris. Namun ia mengatakan Uni Eropa tidak harus menarik kesimpulan yang cepat atas momen bersejarah ini. Penyesalan juga dilontarkan Presiden Perancis, François Hollande. Hollande mengatakan keluarnya Inggris memberi ujian baru bagi Uni Eropa. "Untuk maju, Eropa tidak bisa bertindak seperti sebelumnya," kata dia.
Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda, mengatakan keluarnya Inggris menjadi pelajaran bagi Uni Eropa untuk mengontrol pertumbuhan ekonomi dan perbatasan eksternal Uni Eropa. Secara pribadi, Mark menyatakan ketidakpuasannya terhadap keputusan ini. "Mereka juga tidak ingin ada visi yang lebih besar dari konvensi dan perjanjian. "
Menteri Luar Negeri Italia, Paolo Gentiloni, mengatakan Uni Eropa harus membuat kebijakan umum untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, migrasi dan pertahanan. Sementara Kanselir Austria, Christian Kern, mengatakan Brussels membutuhkan proses reformasi yang jelas untuk meningkatkan perekonomian, menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan lapangan kerja.
Perdana menteri Italia, Matteo Renzi, melalui cuitannya mengatakan, "Kita harus mengubah itu membuatnya lebih manusiawi dan lebih adil. Tapi Eropa adalah rumah kami, itu masa depan kita."
Turki, yang memainkan peran kunci dalam kampanye referendum UK, menganggap Brexit sebagai awal mula disintegrasi negara Uni Eropa. "Disintegrasi Uni Eropa telah dimulai," kata Wakil Perdana Menteri Nurettin Canikli. "Inggris adalah lompatan pertama."
SUMBER : tempo.co








Tidak ada komentar:
Posting Komentar