.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Selasa, 22 Juni 2021

LAZ Nurul Hayat Bahas Ekonomi Syariah di Balikpapan




Balikpapan, NMK- Lembaga Amil Zakat (LAZ) Nurul Hayat membahas perekonomian syariah di Balikpapan, sebagai upaya lembaga itu memperkenalkan besarnya potensi bisnis syariah di Kota Minyak ini kepada masyarakat.
Kepala Cabang LAZ Nurul Hayat Kalimantan Timur Adib mengatakan pihaknya sengaja 
mengadakan bincang syariah ini agar para pelaku usaha , khsusnya para mitra dan binaan lembaganya melek matanya tentang potensi bisnis syariah di Balikpapan.

"Sesuai dengan misi kami untuk menggalakkan ekonomi syariah, bincang ekonomi syriah ini sengaja kami lakukan agar para pelaku usaha di Balikpapan, mengetahui kalau potensi ekonomi syariah di kota ini sangat potensial," jelas Adib di sela-sela Balikpapan Sariah Economic Talkshaw di Hotel Pasific Balikpapan, Selasa (22/6).

Dalam forum yang dihadiri para pelaku UMKM se Kaltim ini sempat menghadirkan  pembicara dari Dinas Perindustrian Perdagangan  dan Koperasi (Disperindagkop) yakni Plt.Kepala Seksi Bina Produksi Industri Jane Grace Astrid Sipasulta, S.T 

Dalam pemaparannya Jane, mengatakan secara ekonomi dan keuangan di dunia saat ini, Indonesia berada pada posisi keempat.

Sedangkan dari segi produk halal food, urai Jane, Indonesia berada pada urutan keempat dan keenam produk farmasi serta kosmetik di urutan ketiga.

"Untuk Indonesia halal food berada pada ururan keempat, Singapura masih di atas Indonesia," jelas Jane.

Herannya, lanjut Jane,  Eropa bisa masuk top seven, padahal penduduk muslimnya minoritas penduduk. "Ternyata mereka melihat peluang kebutuhan orang muslim," ungkap Jane.

Dari sinilah perlunya melihat perkembangan ekonomi syariah
sebagai arus baru Indonesia melalui empat setrategi untuk penguatan UMKM.

Untuk diketahui, kata Jein, terdapat sebanyak 1.425 UMKM yang menjadi binaan Disperindagkop Balikpapan . "Sekitar 53 peraen bergerak di bidang kuliner, 18 di bidang fesien dan sisanya sektor lainnya," jelas Jane.

Terkait tantangan UMKM ( Usaha Menengah  Kecil dan Mikro), Jane jelaskan, masih pada kendala klasikya yakni  modal usaha, keterbatasan pemasaran , pakacging dan perizinan.

Padahal, urai Jane, saat ini ada dana bergulir yang disalurlan melalui OPD, kendati banyak yang  ,karena para pelaku usaha banyak yang mempergunakannya  untuk kebutuhan konsumtif bukan produktif.

"Selain itu, ada KUR (Usaha Kredit Rakyat) dan Bantuan Presiden untuk pelaku UMKM, kami berharap agar dana ini digunakan untuk kegiatan yang produktif," ungkap Jane.

Kendala lainnya adalah keterbatasan pemasaran melalui teknologi, tambah Jane. "Padahal bisa memanfaatkan gadget untuk pemasaran lewat medsos, untuk pemasaran online yang jangkauannya lebih luas," papar Jane.

Selain itu, dari segi pemasaran ini, jelas Jane, UMKM di Balikpapan kurang bisa menjaga kontinyuitasnya dalam memasarkan produknya.

"Sedangkan dari segi Packaging atau kemasan, ini tantangan juga padahal  kemasan bisa berperan ganda sebagai SPG(Sales Promotion Girls)-nya dan menamah  nilai jual produk," jelas Jane.


Serifikasi produk halal , lanjut Jane, biasanya mahal dan mengurusnya lama sementara masa berlakunya singkat juga menjadi kendala UMKM.

Untuk mengatasi kendala ini, tambah Jane, pihaknya menyediakan beberapa paket pelatihan 
"Ada pelatihan wirausaha baru,  Haki dan aneka usaha indusri kecil dan menengah," urai Jane.
Selain itu, ada pula program kegiatan pendukung
dari Disperindagkop seperti UMK Care Centera Balikpapan (UCCB) dan Klinik Konsultasi.(naim)


Tidak ada komentar: