.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Minggu, 08 September 2019

Sambut Munas XIII, Kagama Gelar Pra Munas di Balikpapan


Balikpaoan,  NNK-Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada menggelar Seminar Pra-Munas Kagama yang kedua pada Sabtu (7/9/2019) di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Kalimantan Timur. Seminar kali ini bertajuk “Ketenagakerjaan dan Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0”.

Seminar tersebut dihadiri dan dibuka langsung Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif Dhakiri sebagai keynote speaker, dan empat pembicara yaitu Sukamdi, dosen Fakultas Geografi UGM; Bambang Satrio Lelono, Dirjen Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan; Wahyu Susilo, Direktur Eksekutif Migrant CARE; dan Aji Erlangga Martawireja, Pengirim Pemagangan ke Jepang.

Seminar Nasional ini  juga menghadirkan dua orang pembahas yaitu Diahhadi Setyonaluri dari Lembaga Demografi FEB UI dan Agustina Murbaningsih, Deputi Kemaritiman Sekretariat Kabinet.

"Indonesia sedang memasuki periode “bonus demografi”, dimana 70% penduduk Indonesia akan berada pada usia kerja yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2025 – 2030. Bonus demografi ini adalah berkah dan modal pembangunan yang penting, namun di sisi lain akan menjadi bencana jika Indonesia gagal memperkuat SDM dan juga gagal menyediakan lapangan pekerjaan," kata Sekretaris Jenderal PP Kagama, AAGN Ari Dwipayana  melalui keterangan persnya, Jumat (6/9/2019).

"Selain itu saat kita menghadapi tantangan persaingan ekonomi antar negara yg semakin sengit. Dalam persaingan itu kuncinya adalah kekuatan SDM. Itulah sebabnya reformasi sektor ketenagakerjaan dari hulu sampai hilir merupakan keharusan. Apalagi 51% tenaga kerja kita adalah lulusan SD,” ujar Ari.

Menurut Ari, Indonesia juga menghadapi persoalan struktural di mana belum adanya link and match atau belum tersambungnya antara output sistem pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.

Tanpa pembenahan yg serius dalam pendidikan maka menyisakan masalah pada kualitas tenaga kerja kita. Kagama mengapresiasi capaian pemerintah Jokowi-JK yg dalam lima tahun terakhir, mampu menurunkan angka pengangguran terbuka dari 5,81% pada bulan Februari 2015 ke 5,01% Februari 2019.

Walaupun demikian tantangan ke depan tidak ringan, karena kita memasuki era disrupsi teknologi yg membuat beberapa pekerjaan lama akan bisa hilang dan emerging job akan bermunculan. Karema itu dibutuhkan lompatan untuk menguasai emerging skill seperti artificial intelligent atau kecerdasan buatan, cloud computing atau komputasi awan, big data analytics atau analisis data berskala besar, dan internet of things.

"Seperti disampaikan Pak Jokowi, dunia tidak semata sedang berubah tetapi sedang terdisrupsi. Di era disrupsi ini kemapanan bisa runtuh ketidakmungkinan bisa terjadi. Jenis pekerjaan bisa berubah setiap saat, banyak jenis pekerjaan lama yang hilang. Tetapi juga makin banyak jenis pekerjaan baru yang bermunculan. Ada profesi yang hilang, tetapi juga ada profesi baru yang bermunculan. Kita harus menyiapkan diri menghadapi era disrupsi, dengan memperkuat emerging skill tenaga kerja kita yang dibutuhkan untuk mengisi emerging job sebagai dampak revolusi industri 4.0,” ungkap Ari.

Seminar ini merupakan rangkaian Seminar Nasional di lima kota lima pulau (Medan, Balikpapan, Semarang, Manado, dan Bali) untuk menyambut Munas XIII Kagama yang dilaksanakan di Bali pada tanggal 15-17 November 2019. Pada MUNAS tersebut, Presiden Joko Widodo, alumnus Fakultas Kehutanan UGM dijadwalkan hadir dan membuka acara munas secara resmi.(naim) 


Tidak ada komentar: