.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Minggu, 02 Desember 2018

Ingin Bangun Jiwa Patriotisme Bagi Generasi Muda, IARMI Kaltimtara Lakukan Seminar di Balikpapan


BALIKPAPAN, NMK -  Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI)Kalimantan Timur-Utara (Kaltimtara) menyatakan saat ini nilai-nilai patriotisme masyarakat, khususnya kalangan pendidikan mulai memudar dan menjadi ancaman bagi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Bersyukurlah  bangsa ini memiliki ideologi negara Pancasila, sebagai pemersatu bangsa. 

Fenomena ini terungkap pada seminar bela negara yang digelar IARMI Kaltim di aula pemkot Balikpapan, Sabtu, (1/12).


Seminar menghadirkan Pangdam VI Mulawarman, diwakili Staf Ahli Bidang Sosial Budaya, Kol. Inf. Eben Ezer L. Tobing.



Dalam paparannya, Eben mengatakan saat ini kita masih merasakan Indonesia, namun gejala-gejala rapuhnya jiwa patriotisme mulai dirasakan.


Menurutnya, kesatuan Indonesia bukan tanggung jawab TNI saja. Melainkan tanggung jawab semua elemen sebagai anak bangsa.


Menjadi keharusan setiap pribadi mencintai negara sendiri.

"Kita harus memiliki langkah nyata mencintai negara sendiri," ungkapnya.


Ia mencontohkan sebuah negara yang telah menolak berbagai produk negara lain dan memilih memakai produknya sendiri.


"Sementara kita tidak melakukan hal itu, maka perlu ada upaya berbagai lapisan masyarakat untuk arah tersebut," katanya.


Gubernur Kaltim diwakili Staf Ahli Politik, Hukum dan Keamanan Aff. Sembiring, menyampaikan, beberapa gejolak yang lalu membuat elemen pemerintahan bekerja ekstra agar gesekan di masyarakat tidak terjadi.


Upaya penggantian ideologi negara dan ancaman lainnya menjadi perhatian semua elemen pertahanan negara.


"Kegiatan seminar ini sudah tepat kita laksanakan. Ini juga merupakan kepedulian IARMI sebagai kader bangsa, telah menjiwai arti bela negara yang sebenarnya," ungkapnya.

Menarik pula paparan disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltara, DR. Sigit Muryono mewakili Gubernur Kaltara.


"Edukasi bela negara telah dilaksanakan dalam dunia pendidikan. Mulai dari SD, SMP dan SMA kegiatan siswa diisi dengan kepramukaan. Hal ini adalah bentuk edukasi bela negara," ungkapnya.


Menurutnya, Resimen Mahasiswa (Menwa) dilingkungan perguruan tinggi, sebelumnya, menjadi basis pembinaan bela negara.


Meski dihadapkan berbagai isu negatif, sebenarnya Resimen bukanlah militerisasi kampus. Namun, pembangunan karakter jiwa patriotisme bangsa.

"Maka itu pentingnya kembali menghidupkan Menwa di kampus-kampus saat ini. Semoga saja hal ini menjadi dasar agar Menwa di perguruan tinggi di Kaltimtara dapat berkiprah kembali," tegasnya.

Senada disampaikan, DR. Jamal Amin, M.Si, mewakili Rektor Unmul.

"Perlunya Menwa aktif kembali di kampus-kampus perguruan tinggi. Demi, keutuhan bangsa dan NKRI agar semua elemen masyarakat dapat memahami jelas arti bela negara melalui perguruan tinggi," ungkapnya.


"Keinginan untuk menjadikan mata kuliah kewiraan di perguruan tinggi juga menjadi upaya menimbulkan kesadaran bela negara  bagi setiap mahasiswa. Demikian juga tingkat sekolah menengah dan atas agar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dapat dipelajari kembali," ungkapnya.


Ia menegaskan, semoga gagasan dalam seminar ini menjadi langlah kedepan agar Menwa dapat berkiprah kembali di perguruan tinggi, khususnya di Kaltimtara

Begitu pula dengan Komandan Menwa Mulawarman Kaltim Dr H Abdul Rais, SH, MH ia berharap agar Menwa di perguruan tinggi dihidupkan kembali.


"Menghidupkan kembali Menwa di perguruan tinggi di Kaltimtara sangat perlu sekarang, untuk menghidupkan jiwa patriot generasi mudah", ungkap Rais seusai seminar.

Harapan Rais itu, bukan tanpa alasan melainkan didukung oleh empat lembaga kementrian  di Indonesia.(naim) 

Tidak ada komentar: