.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Jumat, 24 November 2017

Feasibility Study Telah Rampung Proyek Desalinasi Air Laut Dipastikan Segera Terealisasi



BALIKPAPAN, NMK- Melalui rapat terbatas antara Pemkot Balikpapan, PDAM, serta pemrakarsa PT Inti Sukses Bersama (ISB), Selasa (21/11), telah merampungkan evaluasi feasibility study (FS/studi kelayakan) proyek penyulingan air laut atau desalinasi dipastikan segera terealisasi setelah sempat molor dari target sebelumnya.
“Kita tahu studi kelayakan sudah pernah diuji publik Maret lalu. Dari situ banyak masukan dan evaluasi. Itu yang disempurnakan. Bahkan dari pemrakarsa (PT ISB) juga melibatkan BPPSPAM (Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum) untuk menyempurnakan FS tersebut,” kata Kabag Pembangunan Setkot Balikpapan Freddy Oktavianus Nelwan, Rabu (22/11).
Evaluasi FS inilah yang menyebabkan target groundbreaking yang semula pada 17 Agustus lalu belum tercapai. Freddy menyebut, ada banyak sekali hal-hal teknis serta persyaratan yang harus dipenuhi. Namun, saat ini dipastikan semua sudah rampung. “Sudah final dalam rapat kemarin,” tambahnya.
Dia menjelaskan, evaluasi FS yang dimaksud seperti memeriksa data-data sekunder yang dipakai oleh konsultan pemrakarsa. Misalnya, cara menghitung tarif dan data sasaran konsumen. “Ada banyak juga lis persyaratan yang harus dilengkapi. Tapi semua sudah centang hijau (dilengkapi),” imbuhnya.    
Setelah ini, pihaknya tinggal menunggu cetak fisik dari FS yang sudah dievaluasi. Selanjutnya, sudah bisa dimulai lelang investasi proyek tersebut. Dokumen lelang juga sudah selesai. Freddy menargetkan jika tidak ada kendala, lelang investasi bisa dilakukan Desember mendatang. “Mudah-mudahan bertepatan dengan ulang tahun kota, 10 Februari nanti sudah ada penetapan investor atau bahkan groundbreaking,” terangnya.
Setelah investor didapat, Freddy menyebut proses pembangunan tak butuh waktu lama. Hanya kisaran enam bulan. Sebab, alatnya sudah ada. Tinggal merakit ulang.
Soal apa saja substansi dalam FS yang berubah, menurutnya mayoritas sama dengan yang telah disampaikan dalam uji publik. Yakni harga jual air dari investor kepada PDAM sebesar Rp 15 ribu per kubik. Selanjutnya PDAM akan menjual kepada masyarakat dengan skema subsidi silang. Yang mana, tarif yang diberlakukan PDAM saat ini bervariasi untuk berbagai golongan. Mulai Rp 6 ribu per kubik sampai lebih dari Rp 20 ribu per kubik.
Tahap pertama akan dibangun instalasi dengan kapasitas 50 liter per detik menggunakan sistem reverse osmosis (RO). Jumlah tersebut cukup untuk melayani sekitar 5 ribu pelanggan rumah tangga. Ada enam titik pantai di Balikpapan yang pernah diuji, dan enam lokasi tersebut layak dibangun. Namun, tahap pertama kemungkinan berada di perairan Stal Kuda.
Sementara, Dirut PDAM Haidir Effendi menyambut baik hal ini. Menurutnya, meski kapasitas awal tidak terlalu besar, namun akan sangat bermanfaat ketika musim kemarau. Saat ini saja, kebutuhan air baku di Balikpapan mencapai 1.600 liter per detik. Sedangkan kemampuan suplai Waduk Manggar serta beberapa sumur dalam baru 1.200 liter per detik.
“Waduk Teritip 240 liter per detik baru bisa dimanfaatkan akhir 2018. Itu pun baru 200 liter per detik dulu. Ditambah Embung Aji Raden yang baru mau dibangun 150 liter per detik. Kemungkinan baru selesai 2021. Artinya baru empat tahun lagi, sementara kita butuh 1.600 liter per detik itu sekarang,” jelasnya.
Maka dari itu, PDAM serius dalam hal pemanfaatan air laut sebagai air baku. Selain faktor kebutuhan, Balikpapan juga diuntungkan dengan ketersediaan air laut yang melimpah. “Ke depan jumlah pelanggan akan terus bertambah. Tidak akan mampu jika hanya mengandalkan sumber air baku dari waduk,” pungkasnya. (naim)

Tidak ada komentar: