Air laut di Balikpapan akan didesalinasi untuk keperluan air bersih. |
BALIKPAPAN,NMK - Setelah menargetkan proyek penyulingan air laut (desalinasi) dimulai pada Agustus lalu, saat ini progresnya memasuki tahapan lelang.
Kabag Administrasi Pembangunan Setkot Balikpapan, Freddy Nelwan menjelaskan, lelang akan mengundang seluruh perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan air.
Bagi perusahaan yang mengikuti lelang tersebut, diharuskan memahami perihal pengolahan air laut menjadi air minum. Dia mengatakan, sudah ada sejumlah perusahaan yang menjajaki. Namun, pemerintah kota menginginkan lelang yang bersifat kompetitif, sehingga pemenang lelang nantinya adalah perusahaan yang terbaik.
“Pengumuman sudah dibuka. Kami harapkan peminat datang. Target kami September ini lelang sudah bisa dibuka,” terangnya ditemui di kantor pemkot, kemarin (6/9).
Lanjut Freddy, proses hingga penentuan perusahaan mana saja yang laik mengikuti lelang memakan waktu dua hingga tiga bulan, hingga akhirnya ditentukan pemenangnya. Sejauh ini sudah banyak perusahaan yang berminat mengikuti lelang ini.
Sebelumnya ada PT Inti Sukses Bersama sebagai inisiator desalinasi air laut ini. Meskipun begitu, memang pelaksana proyek adalah perusahaan lain. Setelah sebelumnya proses penyempurnaan feasibility study (FS) pembangunan instalasi air minum dari air laut oleh inisiator PT Inti Sukses Bersama telah dilakukan, maka kini masuk pada tahap lelang.
Untuk nilai keseluruhan proyek ini, termasuk pembangunan pabrik instalasi, berkisar Rp 100 miliar. Pelaksana proyek pun dituntut tentu diharuskan memiliki kapasitas dan pengalaman.
“Meskipun banyak perusahaan menggunakan ini (desalinasi), tapi kan untuk pemerintah kota ini baru. Kuncinya pada harga, kami berharap kemampuan PDAM untuk menjual,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, hal itu akan menjadi percuma jika harga jual yang dipatok terlalu tinggi sehingga masyarakat tidak sanggup membelinya. Maka dari itu, harus ada kesepakatan antara pihak PDAM dengan perusahaan. “Harus ada kesepakatan dan tidak boleh di atas kemampuan,” katanya.
Sementara itu terkait pengerjaan, semua tergantung pada teknologi. Kapan selesainya, pasti akan lebih cepat jika teknologi mumpuni. “Target kami pokoknya secepatnya. Kalau bisa pertengahan tahun depan sudah bisa jalan. Artinya, masyarakat sudah bisa menikmati hasilnya. Jadi untuk kemarau ini sudah bisa jadi alternatif masyarakat untuk mendapatkan air bersih,” ungkapnya.
Diketahui, perkiraan harganya jualnya nanti sekira Rp 23 ribu per meter kubik. Lebih mahal hampir tiga kali lipat daripada air PDAM yang hanya dipatok dengan harga Rp 8 ribu per meter kubik. Tarif jual yang mahal ini karena pengolahan dan biaya operasionalnya yang tinggi. Alat berupa membran perlu diganti dengan rutin. Sebab, menggunakan tekanan listrik yang tinggi dapat menyebabkan membran cepat rusak.
Meski harganya mahal, namun konsumen mendapatkan manfaat yang lebih baik. Yakni, kandungan mineral hasil penyulingan air laut melalui proses membran lebih baik, karena lebih banyak mengandung mineral dari pada air biasa. (nm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar