.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Minggu, 23 April 2017

Perinasi Kaltim Lakukan Pelatihan Resusitasi Neonatus di Balikpapan

Dr. Arietta Pusponegoro, SpOG(K) dari Perinatlogi Indonesia yang nota bene sebagai salah satu pemateri dalam pelatihan ini

BALIKPAPAN, NMK- Perkumpulan Perinator Indonesia (Perinasi) Cabang Kaimantan Timur (Kaltim) mengadakan pelatihan Resusitast Neonatarus atau Pertolongan Pertama pada Bayi yang Lahir Tidak Normal terhadap sejumlah tenaga medis terkait di Hotel Grand Tjokro Balikpapan, pada 22-23 April 2017.

Kegiatan yang melibatkan para tenaga medis terkait dari berbagai daearah di Kaltim ini dibuka langsung oleh Ketua Perinasi Cabang Kaltim Dr. Triseno SpOG(K) dan providor alat-alat kesehatan yang mendukung profesi tenaga medis saat menjalankan tugasnya.

"Pelatihan ini dimaksudkan agar para tenaga medis terkait memiliki ilmu dan keterampilan dalam menangani bayi yang lahir tidak normal (prematur) agar dapat melangsungka kehidupannya," demikian dikemukakan Dr. Arietta Pusponegoro, SpOG(K) dari Perinatlogi Indonesia yang nota bene sebagai salah satu pemateri dalam pelatihan ini, saat ditemui media ini di Pelatihan  Resusitast Neonatarus di Hotel Grand Tjokro Balikpapan, Jumat (22/4).

Menurut Arietta, bayi yang lahir prematur atau lebih cepat dari jangka waktu yang normal dan masih hidup tidak seperti bayi yang menagalami kelahiran secara normal. "Letak perbedaannya terutama dalam proses pernafasannya sehingga  tidak menangis ketika itu, tidak seperti bayi yang lahir secara normal langsung menangis karena normal pernafasannya," jelas Arietta.

Untuk itulah, urai Arietta, pihaknya memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para tenaga medis yang menjadi peserta dalam pelatihan ini, agar saat menangani bayi tersebut tidak mengalami kekeliruan atau kesalahan yang menyebabkan bayi tersebut tidak dapat mlangsug kehidupannya.

Lebih jauh Arietta menjelaskan bahwa bayi yang baru lahir prematur ini kalau di rumah sakit langsung di inkubasi dan cara penangannya dengan menekan dada sang bayi seperti saat menolong orang dewasa yang membutuhkan bantuan pernafasan.

"Oleh sebab itulah selama dalam mengikuti pelatihan ini, peserta kami bekali dengan materi latihan, baik yang bersifar teorotis maupun praktek langsung dalam ruagan hotel ini," ungkap Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Ketika  ditanya mengenai harapannya terhadap pelatihan ini, Arietta berharap agar kelak para pesrta yang telah dibekali dengan pengetahuan dan praktek pelatihan Resusitast Neonatarus ini dapat menerapkannya di tempat kerjanya masing-masing, agar bayi yang lahir secara prematur dan masih hidup dapat tertolong guna melangsungkan kehidupannya. (naim)

Tidak ada komentar: