BALIKPAPAN, NMK- Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum (BPP-SPAM) Kementerian PUPR menyatakan desalinasi (pengolahan air
laut menjadi air tawar) dengan menggunakan teknologi reverse osmosis (RO) sudah
terbukti bisa mengubah air laut menjadi air tawar hingga air minum layak konsumsi.
Namun masalahnya adalah teknologi RO tergolong mahal. Harga jual
airnya bisa dua hingga tiga kali lipat dari harga air sekarang. Sehingga,
kajian dari sisi ekonomi perlu menjadi perhatian utama.
Penasihat Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum (BPP-SPAM) Kementerian PUPR Budi Sutjahjo mengatakan, teknologi RO
sesungguhnya bukan hal yang baru. Bahkan usia penggunaan teknologi ini lebih
dari 100 tahun lalu. Beberapa negara sudah memanfaatkan teknologi itu dan
material infrastruktur teknologi telah tersedia.
Sehingga secara teknologi, RO sudah terbukti bisa mengubah air
laut menjadi air tawar hingga air minum layak konsumsi. Selain itu, limbah RO
tergolong aman karena hanya berupa garam. Menurutnya, garam hasil limbah RO
dapat dimurnikan dan dijual lagi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9cr_5wCwX8RR4fAxKjcJGhOdBNAbwuMDHY-TymMxPJBA6xBgm2WVMAq4upVRs6_CCnfEwLIydImlYgZ47UFst6dlkeA-cv5Eg8TxpLfeBvGs4neHl-JEOOE9QcN8aWQs0ClfjAXWdophe/s320/IMG_20160215_132432_crop_784x564-640x460-1.jpg)
Berdasarkan pra FS yang disampaikan PT ISB, harga jual air nanti
ke PDAM sekitar Rp 15 ribu per meter kubik. Dengan begitu, PDAM harus menjual
di atas harga yang diajukan PT ISB. Sedangkan harga jual air PDAM saat ini
bervariasi dari Rp 6.000-Rp 20.000 per meter kubik untuk rumah tangga hingga
industri.
Rencananya, Balikpapanakan membangun instalasi RO dengan
kapasitas produksi 50 liter per detik. Menurutnya, kapasitas ini masih
terhitung kecil jika mengukur kebutuhan Balikpapan. Apalagi, kapasitas produksi
PDAM sekarang baru 1.200 liter per detik. "Perhitungan hingga 2030
mendatang, Balikpapan butuh hingga 2.000 liter per detik," ucapnya.
Budi menjelaskan, beberapa daerah di Indonesia sudah lebih dulu
menerapkan desalinasi dengan teknologi RO. Biasanya untuk wilayah pelabuhan
dan resort.
Namun hanya dengan skala kecil, kapasitas 2-10 liter per detik. Contohnya
seperti yang digunakan di Ancol, Jakarta. Kemudian resort di Pulau
Derawan, Berau untuk populasi kecil.
"Proyek RO di Balikpapan, nantinya termasuk yang besar di
Indonesia. Jarang ada yang memilih RO karena biaya mahal. Berbeda kalau kita
negara kaya seperti Arab Saudi. Misalnya, Makkah dan Madinah yang mengambil air
dari proses RO di Jeddah," imbuhnya.
Budi mengungkapkan, Balikpapan
punya solusi lain. Selain RO, bisa dengan mengambil air dari wilayah terdekat
seperti Penajam atau Samarinda. Menurutnya, mengolah air dengan cara ini memang
cenderung lebih murah dari RO. "Tapi kalau hitungan kapasitas hanya 50
liter per detik, ongkos membawa air jadi lebih berat. Jarak
Balikpapan-Samarinda saja sekitar 120 kilometer," imbuhnya
Sementara Pemkot Balikpapan melalui PDAM Tirta Manggar getol
untuk mewujudkan pembangunan instalasi pengolahan air laut menjadi air tawar
(desalinasi). Dalam hal ini, tahapan pra feasibility study (FS) atau studi
kelayakan yang disusun calon pemrakarsa disebut telah rampung.
Calon pemrakarsa proyek desalinasi ini adalah PT Inti Sukses
Bersama (ISB). Desalinasi menggunakan teknologi
reverse osmosis (RO) dan akan ditawarkan kepada investor untuk
membangun. Sementara PDAM akan membeli air hasil pengolahan tersebut dari
investor.
Penasihat Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum (BPP-SPAM) Kementerian PUPR Budi Sutjahjo mengatakan, teknologi RO
sesungguhnya bukan hal yang baru. Bahkan usia penggunaan teknologi ini lebih dari
100 tahun lalu. Beberapa negara sudah memanfaatkan teknologi itu dan material
infrastruktur teknologi telah tersedia.
Sehingga secara teknologi, RO sudah terbukti bisa mengubah air
laut menjadi air tawar hingga air minum layak konsumsi. Selain itu, limbah RO
tergolong aman karena hanya berupa garam. Menurutnya, garam hasil limbah RO
dapat dimurnikan dan dijual lagi.
Pemkot Balikpapan melalui PDAM Tirta Manggar getol untuk
mewujudkan pembangunan instalasi pengolahan air laut menjadi air tawar
(desalinasi). Dalam hal ini, tahapan pra feasibility study (FS) atau studi
kelayakan yang disusun calon pemrakarsa disebut telah rampung.
Calon pemrakarsa proyek desalinasi ini adalah PT Inti Sukses
Bersama (ISB). Desalinasi menggunakan teknologi
reverse osmosis (RO) dan akan ditawarkan kepada investor untuk
membangun. Sementara PDAM akan membeli air hasil pengolahan tersebut dari
investor..
Sebelumna Direktur Utama PDAM Balikpapan Haidir Effendi mengatakan perlu
diketahui oleh masyarakat bahwa penyesuaian tarif sebagai wujud melaksanakan
Amanat Undang–undang,
“ Pada Perda Kota Balikpapan No. 10/ 2014 tentang perubahan atas peraturan daerah npmor 3/ 2008 tentang
PDAM Kota Balikpapann pasal 4 ayat 4
disebutkan bahwa untuk mendukung pelaksanaan optimalisasi instalasi dan
perluasan jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), PDAM melakukan
penyesuaian tariff air minum paling tinggi 10% (sepuluh persen),”ungkap Haidir.
Penyesuaian
tarif itu, lanjut Haidir meliputi :secara berkala
setiap awal tahun untuk pelanggan golongan industri dan masyarakat
menengah ke atas. “Sedang untuk pelanggan golongan masyarakat menengah kebawah secara berkala setiap tiga
tahun sekali,” jelas Haidir. (naim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar