.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Senin, 04 Desember 2017

BPP-SPAM : Secara Ekonomis, Layak atau Tidaknya PDAM Balikpapan Jual Air Desalinasi Teknologi Reverse OsmosisTergantung Daya Beli Pasar



BALIKPAPAN, NMK- Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP-SPAM) Kementerian PUPR menyatakan desalinasi (pengolahan air laut menjadi air tawar) dengan menggunakan teknologi reverse osmosis (RO) sudah terbukti bisa mengubah air laut menjadi air tawar hingga air minum layak konsumsi.
Namun masalahnya adalah teknologi RO tergolong mahal. Harga jual airnya bisa dua hingga tiga kali lipat dari harga air sekarang. Sehingga, kajian dari sisi ekonomi perlu menjadi perhatian utama.  
Penasihat Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP-SPAM) Kementerian PUPR Budi Sutjahjo mengatakan, teknologi RO sesungguhnya bukan hal yang baru. Bahkan usia penggunaan teknologi ini lebih dari 100 tahun lalu. Beberapa negara sudah memanfaatkan teknologi itu dan material infrastruktur teknologi telah tersedia.
Sehingga secara teknologi, RO sudah terbukti bisa mengubah air laut menjadi air tawar hingga air minum layak konsumsi. Selain itu, limbah RO tergolong aman karena hanya berupa garam. Menurutnya, garam hasil limbah RO dapat dimurnikan dan dijual lagi.
"Layak atau tidaknya RO dari sisi ekonomi ini tergantung kemampuan daya beli pasar. Hal ini yang masih jadi pertimbangan penanggung jawab proyek kerja sama (PJPK) dalam hal ini PDAM Balikpapan," katanya belum lama ini.
Berdasarkan pra FS yang disampaikan PT ISB, harga jual air nanti ke PDAM sekitar Rp 15 ribu per meter kubik. Dengan begitu, PDAM harus menjual di atas harga yang diajukan PT ISB. Sedangkan harga jual air PDAM saat ini bervariasi dari Rp 6.000-Rp 20.000 per meter kubik untuk rumah tangga hingga industri.
Rencananya, Balikpapanakan membangun instalasi RO dengan kapasitas produksi 50 liter per detik. Menurutnya, kapasitas ini masih terhitung kecil jika mengukur kebutuhan Balikpapan. Apalagi, kapasitas produksi PDAM sekarang baru 1.200 liter per detik. "Perhitungan hingga 2030 mendatang, Balikpapan butuh hingga 2.000 liter per detik," ucapnya.
Budi menjelaskan, beberapa daerah di Indonesia sudah lebih dulu menerapkan desalinasi dengan teknologi RO. Biasanya untuk wilayah pelabuhan dan resort. Namun hanya dengan skala kecil, kapasitas 2-10 liter per detik. Contohnya seperti yang digunakan di Ancol, Jakarta. Kemudian resort di Pulau Derawan, Berau untuk populasi kecil.
"Proyek RO di Balikpapan, nantinya termasuk yang besar di Indonesia. Jarang ada yang memilih RO karena biaya mahal. Berbeda kalau kita negara kaya seperti Arab Saudi. Misalnya, Makkah dan Madinah yang mengambil air dari proses RO di Jeddah," imbuhnya.
Budi mengungkapkan, Balikpapan punya solusi lain. Selain RO, bisa dengan mengambil air dari wilayah terdekat seperti Penajam atau Samarinda. Menurutnya, mengolah air dengan cara ini memang cenderung lebih murah dari RO. "Tapi kalau hitungan kapasitas hanya 50 liter per detik, ongkos membawa air jadi lebih berat. Jarak Balikpapan-Samarinda saja sekitar 120 kilometer," imbuhnya

Sementara Pemkot Balikpapan melalui PDAM Tirta Manggar getol untuk mewujudkan pembangunan instalasi pengolahan air laut menjadi air tawar (desalinasi). Dalam hal ini, tahapan pra feasibility study (FS) atau studi kelayakan yang disusun calon pemrakarsa disebut telah rampung.
Calon pemrakarsa proyek desalinasi ini adalah PT Inti Sukses Bersama (ISB). Desalinasi menggunakan teknologi reverse osmosis (RO) dan akan ditawarkan kepada investor untuk membangun. Sementara PDAM akan membeli air hasil pengolahan tersebut dari investor.
Penasihat Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP-SPAM) Kementerian PUPR Budi Sutjahjo mengatakan, teknologi RO sesungguhnya bukan hal yang baru. Bahkan usia penggunaan teknologi ini lebih dari 100 tahun lalu. Beberapa negara sudah memanfaatkan teknologi itu dan material infrastruktur teknologi telah tersedia.
Sehingga secara teknologi, RO sudah terbukti bisa mengubah air laut menjadi air tawar hingga air minum layak konsumsi. Selain itu, limbah RO tergolong aman karena hanya berupa garam. Menurutnya, garam hasil limbah RO dapat dimurnikan dan dijual lagi.
Pemkot Balikpapan melalui PDAM Tirta Manggar getol untuk mewujudkan pembangunan instalasi pengolahan air laut menjadi air tawar (desalinasi). Dalam hal ini, tahapan pra feasibility study (FS) atau studi kelayakan yang disusun calon pemrakarsa disebut telah rampung.
Calon pemrakarsa proyek desalinasi ini adalah PT Inti Sukses Bersama (ISB). Desalinasi menggunakan teknologi reverse osmosis (RO) dan akan ditawarkan kepada investor untuk membangun. Sementara PDAM akan membeli air hasil pengolahan tersebut dari investor..
Sebelumna Direktur Utama PDAM Balikpapan Haidir Effendi mengatakan perlu diketahui oleh masyarakat bahwa penyesuaian tarif sebagai wujud melaksanakan Amanat Undang–undang,
“ Pada Perda Kota Balikpapan No. 10/ 2014 tentang  perubahan atas peraturan daerah npmor 3/ 2008 tentang PDAM Kota  Balikpapann pasal 4 ayat 4 disebutkan bahwa untuk mendukung pelaksanaan optimalisasi instalasi dan perluasan jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), PDAM melakukan penyesuaian tariff air minum paling tinggi 10% (sepuluh persen),”ungkap Haidir.

Penyesuaian tarif itu, lanjut Haidir meliputi :secara berkala setiap awal tahun untuk pelanggan  golongan industri dan masyarakat menengah ke atas. “Sedang untuk pelanggan golongan masyarakat menengah kebawah secara berkala setiap tiga tahun sekali,” jelas Haidir. (naim)  























Tidak ada komentar: